Maret 9, 2025
matahari terbenam

matahari terbenam

Mentari telah tenggelam diiringi dengan kumandang Adzan Maghrib yang bergema, yak… tiba saatnya untuk bercinta bersama Sang Maha Pencipta yang telah memberikan curahan nikmatnya. Tak lupa do’apun dilantunkan.

Seperti biasa, setelah melakukan kewajiban sebagai umat muslim, aku berangkat ke pengajian untuk mengkaji dan membesarkan agama Allah. Tak ada yang aneh dengan kebiasaanku itu, mengaji Al-Qur’an dan mendengarkan ceramah. Di pengajian aku berteman baik dengan semua orang dari anak-anak kecil sampai santri yang sudah dewasa.

Pada pukul 20.00 WIB setelah sholat Isya’, pengajian usai. Tetapi, hujan mengguyur dengan derasnya, namun aku memutuskan untuk pulang meskipun banyak yang melarangnya.

Cihuyy hujan-hujanan !” gumamku dalam hati kegirangan

Kurang lebih 10 meter perjalanan, tiba-tiba ada yang memanggil-manggil nama aku. Dan sepertinya suara laki-laki, suaranya terdengar samar karena dibarengi dengan guyuran air hujan.

“febry ! ini payungnya ….” Ujar mudin

Astahfirullah ! orang itu ? senang rasanya ada orang orang yang perhatian, tapi rasa perhatian itu membuat aku jadi takut. Karena menurut cerita dari teman-teman, diam-diam dia memendam rasa yang lebih.

Ahh, tapi sebaliknya denganku, aku tidak menyukainya. Sehingga akupun menolak bantuan itu.

“Tidak, terimakasih, aku mau hujan-hujanan saja” ucapku menolak bantuan padanya .

“Jangan hujan-hujanan, nanti kamu sakit” ujar mudin

Kata-kata itu rasanya ingin membuat aku muntah. Apa boleh buat, aku harus melantangkan suara tanda menolak agar dia tidak memaksakan kehendaknya.

“Tidak !!! aku mau hujan-hujanan, udah kamu ke sana saja ! Lagian itu payung punya orang kan ??!

Aku kira kata-kata itu cukup ampuh, karena dia menuruti perintahku.

Perjalananpun dilanjutkan,   sepanjang jalan dipenuhi dengan genangan air, sehingga sulit membedakan antara jalan dan selokan. Karena itu, tiba-tiba kaki kanan aku terjebak dalam selokan yang mengalir air begitu deras, kakiku begitu sulit untuk diangkatkan. Terpaksa aku harus merelakan sebelah sandalku. Apa boleh buat aku pulang dengan menyeker.

Lengkaplah sudah penderitaanku ini pulang malam dengan basah kuyup dan kaki nyeker

1 thought on “gak mau !

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *